Sabtu, 14 Januari 2012

Menghilangkan Rasa Stres


Ternyata hujan memiliki daya magis yang sangat besar, ketika orangirama  mendengarkan rintikanya,
dan ternyata rintik hujan juga bisa dijadikan momentum untuk melamun/ merenung
dan yang pastu untuk mengintropeksi diri. terkadang juga ada yang sampai menitikan airmata , itu karna melihat rintik hujan.
Percaya g?
mari kita sama-sama buktikan :D

jika kalian sedang merasa terbani oleh suatu pekerjaan ataupun anda sedang merasakan kegundahan hati, anda cukup mengikuti saran saya ini. cukup simpel
hal ini aku lakukan jika pikiran saya mulai memberontak.

Tips

1. jika hujan turun anda cukup duduk diteras rumah dan anda dengarkan lagu yang mengalir indah dari hanpone anda, jika tidak ada hujan tidak ada masalah karna kita bisa praktik disini.. iyah disini

2. oke sekarang fokus dan tenangkan pikiran anda sekarang.dan sekarang putar kedua Video dibawah secara bersamaan dan rasakan.

tarik napas.. dan pelahan pejamkan mata kalian... dan hayati suara lagu ini











kalian bisa putar berulang kali.
tapi ingat ini hanya solusi bukan untuk selalu larut dalam kesedihan selamat mencoba

Internet Malam mingu dan Galau

Tahun ini adalah tahun dimana sepanjang hari saya bisa menikmati koneksi internet tanpa harus pergi ke warnet. Internet telah menjadi candu, bukan karena pekerjaan saya dekat dengan dunia internet, internet yang ada sosial media atau jejaring sosialnya telah membuat saya tertarik untuk terus melihat dan mengikuti.

Dari sekian lama mengakses internet, lebih banyak untuk membuka berbagai sosial media ketimbang membaca berita di portal atau mencari sesuatu di google. Berawal dari blog saya ke berbagai sosial media lain yang populer pada zamannya. Kalau sekarang zamannya facebook  maka disanalah lebih sering dilihat. Dengan blog masih konsisten terus diikuti.

Dengan sosial media semua bisa berbagi dan mengungkapkan segala sesuatunya, pikiran, curahan hati, ide dan lain sebagainya. Waktu yang sering dilakukan untuk mengakses sosial media itu, misal twitter  adalah ketika waktu luang. Yaitu waktu ketika tidak ada kerjaan atau kegiatan, tidak ada teman.

Menurut sumber yang pernah saya baca, malam adalah waktu rame-ramenya orang ngetweet, mungkin setelah maghrib sampai jam 9an. Pastinya lagi, lebih ramai lagi kalau malam minggu. Lalu muncullah kegalauan di ranah di facebook sebagai ungkapan perasaan dan pikiran, karena tidak ada kegiatan, tidak ada teman atau pasangan. Jika di jalan ramai orang berlalu lalang bermalam mingguan, di timeline ramai berterbangan tweet. Ungkapan kesendiriaan tidak punya pasangan, kerinduaan dengan pasangan yang jauh. Muncullah status-setatus  jeritan hati.

Sepertinya masa remaja saya belum  berlalu, bagaimana rasanya galau remaja itu kurang tahu rasanya. Walaupun begitu, tapi juga kadang merasakannya  Penasaran, Galau itu setelah saya cari artinya keadaan kacau; tidak keruan (pikiran). Rasanya tidak hanya disebabkan percintaan, bisa juga karena perkuliahan atau perkerjaan.

Di Facebook sendiri, sepertinya muncul banyak akun-akun kegalauan. Karena banyak yang merasakan galau, akun-akun itu pun mendapat istimewa bagi penyandang galau. Mengikutinya, mungkin bisa merasakan perasaan senasib, sehaluan. Bisa jadi terpuaskan dengan keadaan tersebut. Dan malam minggu menjadi puncak kegalauan tiap minggunya.

Sebenarnya larut dalam kegalaun itu kalau dipikir-pikir lagi malah rugi. Sudah berapa banyak waktunya hilang, perasaannya larut dalam kegelisahan. Tak jarang memang, galau bisa menjadi komoditas yang sangat laku. Ada akun yang banyak (friend) malah ngajak bergalau massal. Atau mengomporinya agar lebih bergalau.

Memang internet, sosial media memberikan kebebasan untuk berekspresi. Dan selalu saja dua sisi yang berlawanan. Beberapa hari yang lalu saya sempat menemukan dan membaca tulisan yang menarik dari seorang remaja yang juga banyak pengikutnya. Tulisan fiksinya banyak dibaca, apa lagi setelah bergabung di kompasiana kerap menjadi Headline (HL).  Dia adalah Dwitasari, ngakunya masih 17 tahun yang bercita-cita masuk jurusan Satra Indonesia UI. Dan berikut ini, saya kutipkan tulisannya yang publish malam minggu yang lalu (17/12/2011) di kompasiana.

Jadi, sesingle-single-nya elo, seomblo-jomblonya elo, sengenes-ngenesnya elo, elo tetap punya HAK untuk membuat malam minggu lo lebih bahagia dan bermakna. Jangan salahin status, apalagi nyalahin Tuhan. Elo enggak harus galau karena enggak menghabiskan malam minggu bersama lawan jenis lo, elo enggak harus garuk-garuk tembok karena enggak ada tangan yang bisa elo genggam saat malam minggu, dan elo enggak harus ngunyah beton karena enggak ada seseorang yang dengan mesranya memanggil elo dengan panggilan sayang saat malam minggu. Hilangin GALAUnya, Dear! Elo punya teknologi, gunain itu, kalo itu bisa ngebuat elo bahagia

Setuju banget ngak seh? Kalau saya setuju.. karena semakin mengikuti galaunya hati akan semakin rugi. Karena bahagia, susah bahkan sakit fisik itu bisa berasal dari pikiran. Masih ada banyak sesuatu yang bisa dilakukan, coba saja mencari kesibukan dengan melakukan hal-hal yang positif. Ayo segera bangkit!

Puisi untuk Yang sedang Galau
Rasa itu yang hiasi hidupku beberapa hari ini.....
Aku benar benar tak mengerti....
Haruskah aku bersedih, marah, tertawa, menangis ataukah gembira?...
Tuk ku wakilkan segala rasa dalam jiwaku......
Tuhan........
Jika jalan yang ku pilih ini adalah benar.....
Maka ridhoi langkahku ya Rabb.....
Namun jika jalan yang ku pilih ini ternyata salah.....
Lindungi aku dari kesesatan.....
Beri aku kesabaran untuk menjalani waktumu detik demi detik.....
Sematkan aku di hati mereka.......
Selamanya.....selamanya......


Curiga nggak seh, kalau yang nulis ini juga lagi galau?